Seharian ngetik akhirnya rampung juga tentang meteri arterosklerosis meyambung dari materi sebelumnya. Ok tanpa berbelit belit materi ini akan saya sajikan ke anda slamat menikmati semoga bermanfaat.. Salam sehat (^_^)/
ARETEROSKELORIS
Aterosklesrosis adalah penyakit
akibat respon peradaga pada pembuluh darah entah itu radang pada arteri besar
atau sedanng, sifatnya progresif, ditandai dengan deposit masa kolagen, lemak,
kolesterol , produk buangan sel dan kalsium, dan disertai proliferasi miosit
yang menimbulkan penebalan dan pengerasan pada dinding arteri sehingga
menyebabkan kekakuan dan kerapuhan pada arteri
Arterosklerosis
sangat dipengaruhi kadar kolesterol yang tinggi (LDL:low
dencity-lipoprotein),dan ada beberapa factor resiko terjadinya arterosklerosis,
seperti merokok, riwayat tekanan darah tinggi, riwayat penyakit diabet,
obesitas dan aktifitas fisik yang terbatas. Tingginya kadar homosistein darah,
fibrinogen dan lipoprotein-a merupakan factor resiko terjadinya arterosklerosis.
Factor resiko terjadinya arteroklerosis yang tidak bias dirubah adalah usia, gender, ras, genetic, terjadinya lesi arterosklerosis disebabkan karena infeksi atau transformasi miosit/endotel dari agen biologis seperti helicobacter pylori dan clamydia peneumonia
Factor
resiko lain adalah hiperglikemia dapat
memicu aktifitas protein kinase
C(CPK), peningkatan tersebut akan mempengaruhi peningkatan dari transforming growth factor-beta (TGF-B)
peningkatan TGF-b menimbulkan kekakuan dn abnormlitas struktual pembuluh
darah
Hyperlipidemia
menjadi penyebab utama terjadinya arterosklerosis , dan dapat menyebabkan
kematian jika terjadi pada pembuluh darah jantung (arteri coronaria) stenosis
koroner sangan berhubungan erat dengan peningkatan kadar kolesterol darah,
trigleserida dan LDL, oleh karena itu peran Dari lemak yang baik (HDL –high density lipoprotein) sangat
diperlukan fungsinya untuk mengangkut kolesterol dari jaringan menuju ke hepar
untuk dimetabolisme.
Kadar
LDL yang tinggi ternyata sabagai penginduksi/penjejas utama sel endoltel dan moisit . LDL akan
mengalami oksidasi, agregasi, dan
berikatan dengan proteoglikan atau
menyatu dengan kompleks imun.
Komplikasi Hypertensi berperan
sebagai agen pronflamasi dengan cara
meningkatkan formasi hydrogen peroksida (hidroksi
radikal) dan radikal bebas (anion
superoksida) dalam plasma.
Substansi
tersebut akan mereduksi pembentukan ntrit oksida oleh endotel, meningkatkan
adesi leukosit, meningkatkan retensi perifer.
Hipertensi dapat disebabkan karena stress psikologis,
kondisi ini akan meningkatkan produksi hormone adrenalin dari medulla adrenal,
adrenalin akan bekerja pada resebtor B-adrenergik, peningkatan kerja adrenergic
pada jantung akan meningkatakan influx kalsium kedalam sel jantung sehingga
terjadi peningkatan denyut jantung.
Keadaan
ini mengakibatkan perubahan hemodinamik , sehingga menimbulkan jejas edotel
yang merupakan awal arterosklesrosis.
Pada hyepertensi terjadi peningkatan
angiotensin II , yang merupakan vasokonstriktor poten dengan menstimuli
perkembangan miosit sehingga memperberat aterogenesis. Angiotensin II berikatan
dengan reseptor spesifik miosit.
Menghasilkan aktivasi fosfolipase C yang dapat meningkatkan kosntrasi kalsium
intra seluler dan kontraksi miosit, meningkatkan sintesis protein dan
hypertrofi miosit serta meningkatkan lipoksigenase akhirnya inflamasi dan
oksidasi LDL terjadi
Pada
teori infiltrasi lipid menyatakan bahwa arteroskelorosis berkembang sebagai
reaksi diding pembuluh darah terhadap peningkatan filtrasi lipid dan protein
plasma darah. Sedangkan pada teori
trombogenik, artero sklerosis terjadi sebagai akibat dari gejala episode berulang thrombosis mural dan
organisasinya sehingga mengakibatkan terbentuknya thrombus/bercak yang menonjol
Aterogenesis dimulai saat terjadi jejas pada endotel akibat berbagi factor resiko dengan berbagi intensitas. Salah satu penjejas utama endotel adalah LDL plasmya yang tinggi. LDL akan mengalami okidasi menjali LDL-oks yang mudah sekali menempek dan menumpuk pada dinding pembuluh darah kemudian akan menjadi deposit lipid sehingga endotel yang normal akan menjadi endotel yang hiperpermeable, yang ditunjukan dengan berbagai proses eksudasi ( missal : protein, glukoprotein) dan infiltrasi monosit ke dalam lapisan sel pembuluh darah.
Selain
itu endotel yang terjejas jg memiliki prokoagulan lebih banyak dari pada
antikoagulan, serta memacu adesi lekosit sepertu L-selektin, integrin, platelet endotel cell, dan PECAM-1. Keadaan
ini mengakibatkan makromolekol lebih mudah mempel pada dinding cell.
Sel
endotel mepunnyai fungsi sebagai vasodilator
sel endotel mensintesis paling sedikit 3 faktor vasodilator berbeda : nitrit oxide (NO), prostasiklin (PG12) dan
EDHF (endothelium derived hyperpolarizing
factor) termasuk endothelin, superoksid dan prostaglandin vasokonstiktor
Respon inflamasi yang terjadi pada arterogenesis diperantarai oleh makrofag, derifat mosnosit, dan limfosit T dan apabila berlanjut akan terjadi peningkatan migrasi makrofag, monosit dan limfosit T. aktifitas komplemen yang aktif akan melepaskan enzim hidrolitik , sitokin, kemokin, dan growt factor yang dapat menginduksi kerusakan lebih lanjut dan akhirnya akan menimbulkan nekrosis fokal kemudan akan terjadi migrasi miosit yang saling bercampur pada daerah inflamasi dan membentuk lesi intermedia. Jika inflamasi tidak mereda maka arteri akan mengalami remodeling, yaitu penebalan dan pelebaran dinding arteri secara bertahap sehingga lumen arteri tidak dapat berdelatasi kembali
KLASIFIKASI
Klasifikasi lesi arterosklerotik dibagi menjadi enam tipe , yaitu :
1)
Lesi tipe
1 (lesi inisial ) memperlihatkan perubahan paling dini dan hanya terdapat pada
anak anak, bias terditeksi secara mikroskopis dan kimiawi. Secara seluler
ditandai penimbunan sel busa di tunika intima arteri serta penebalan adaftif
2)
Lesi tipe II
(garis lemak) merupakan lesi yang pertama kali bias dilihat dengan mata
telanjang berupa bercak, bintik serta garis lemak berwarna kuning pada intima,
secara mikroskopik ditemukan adanya
kumpulan lapisan sel busa, miosit berisi butiran lemak, sel limfosit T dan sel
mast pada tunika intima
3)
Lesi tipe III (intermedia transisional atau
preatroma) merupakan bentuk peralihan dari lesi tipe II dan lesi tipe lanjut
(tipe IV) pada tipe ini ditandai timbunan butiran dan partikel lipid ekstrasell
pada tunika intima disekitar terdapaat lapisan miosit yang mengalami penebalan
adaptif. Disekitas sel busa dan makrofag
ditemukan juga timbunan lipid yang tebal memisahkan miosit
4)
Pada tipe lanjut (tipe IV,V dan VI)
didefinisikan sebagai timbunan lipid ditunika intima yang berkaitan dengan
disorganisasi dan penbalan intima. Deformitas dinding arteri dan sering
disertai komplikasi fisura, hematoma, dan thrombosis. Pada kondisi ini
teerdapat deposit lipit yang sangat besar dan cukup untuk merusak intima.
Sedangkan pada tipe yang lebih lanjut defisi lipid sudah mencapai tunika media
dan adventitie sehingga terjadi modifikasi pada tunika tersebut. Pada lei tipe
ini juga terjadi mekanisme trombotik yang lebih menonjol dalam mempercepat
aterosklerosis
Gejala-Gejala Aterosklerosis
Gejala-gejala aterosklerosis biasanya tidak muncul sampai aliran darah mulai terbatas atau terhambat. Beberapa gejala yang dapat timbul antara lain:
Gejala-gejala aterosklerosis biasanya tidak muncul sampai aliran darah mulai terbatas atau terhambat. Beberapa gejala yang dapat timbul antara lain:
- Pembengkakan pembuluh aorta perut (abdominal aortic aneurysm)
- Penyakit arteri koroner
- Penyakit ginjal
- Iskemia arteri mesenteric (mesenteric artery ischemia)
- Penyakit arteri perifer(peripheral artery disease, PAD)
- Stenosis arteri ginjal (renal artery stenosis, RAS)
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Stroke (penyakit cerebrovascular)
- Pembengkakan pembuluh aorta dada (thoracic aortic aneurysm, TAA)
Komplikasi Aterosklerosis
Komplikasi yang dapat timbul akibat aterosklerosis antara lain:
Komplikasi yang dapat timbul akibat aterosklerosis antara lain:
- Penyakit jantung koroner
- Kerusakan organ (seperti ginjal, otak, hati dan usus)
- Serangan jantung
- Stroke
- Terlalu sedikit darah di tungkai dan kaki
- Serangan iskemik sesaat (transient ischemic attack, TIA)
factor Resiko Aterosklerosis
Faktor-faktor resiko aterosklerosis antara lain:
Faktor-faktor resiko aterosklerosis antara lain:
- Diabetes
- Banyak minum alkohol
- Tekanan darah tinggi
- Kadar kolesterol dalam darah tinggi
- Banyak makan makanan berlemak tinggi
- Bertambahnya usia
- Obesitas (kegemukan)
- Sejarah penyakit jantung dalam keluarga
- Merokok
. PENATALAKSANAAN
MEDIS
Penatalaksanaan aterosklerosis secara tradisional tergantung pada modifikasi
faktor risiko, obat-obatan dan prosedur bedah tandur (penggabungan dua pembuluh
darah yang masih memiliki aliran bagus). Pemberian obat-obatan untuk menurunkan
kadar lemak darah disertai modifikasi diet dan latihan. Jenis obat yang
digunakan antara lain : sekuestran asam empedu (kolestiramin atau kolestipol),
asam nitrotinat, statin lovastatin, mavastin dan simpastatin), asam fibrat
(gemfibrosil) dan terapi penggantian estrogen.Prosedur bedah tandur dilakukan berdasarkan pada angiogram yang dapat memperlihatkan tingkat obstruksinya. Prosedur bedah vaskuler dibagi menjadi 2 kelompok yaitu inflow yang menyuplai darah dari aorta ke arteri femoralis, dan prosedur outflow yang menyuplai darah ke pembuluh di bawah arteri femoralis. Bila obstruksi terletak setinggi aorta atau arteri iliaka, diperlukan inflow darah yang baru. Prosedur bedah pilihan adalah tandur aorta iliaka. Bila mungkin anastomosis bagian distalnya disambungkan pada arteri iliaka, sehingga seluruh prosedur pembedahan dapat dikerjakan seluruhnya dalam abdomen.
Namun bila arteri iliaka mengalami penyumbatan atau aneurisma, anastomosis distalnya harus disambungkan ke arteri femoralis (aorta bifemoral). Bila dilakukan inflow pada pasien namun kondisi pasien tersebut tidak memungkinkan untuk pembedahan abdomen, yang dapat menyebabkan berbagai variasi tekanan darah dan memerlukan waktu pembedahan yang lama, maka dapat dilakukan prosedur inflow dari arteri aksilaris ke arteri femoralis. Kedua arteri aksilaris dapat dipakai untuk inflow. Hal ini penting karena kebanyakan pasien tersebut juga mengalami penyumbatan pembuluh darah seperti gagal ginjal kronis yang memerlukan cuci darah.
Misalnya, bila digunakan arteri aksilaris kanan, maka dapat disambungkan ke tandur yang disambungkan ke arteri femoralis kiri (bila arteri femoralis ini adekuat) untuk menyuplai kedua tungkai. Jadi pasien menerima tandur aksiler-femoral dari kanan ke kiri. Apabila kedua sisi memerlukan darah, maka tandur aksiler-bifemoral lebih diutamakan. Apabila penyumbatan aterosklerosis terletak di bawah ligamen inguinalis di arteri femoralis superfisialis, pembedahan pilihannya adalah tandur femoral popliteal. Bila anastomosis distal dilakukan di atas lutut mungkin perlu dipakai bahan prostetis untuk tandur. Namun bila anastomosis distalnya di bawah lutut, yang diperlukan adalah tandur vena safena agar tetap paten. Pembuluh darah yang tersumbat di daerah tungkai bawah dan pergelangan kaki juga memerlukan tandur. Terkadang seluruh arteri poplitea tersumbat dan hanya terdapat sirkulasi kolateral.
Oleh sebab itu tandur dibuat dari femoral ke arteri tibialis atau arteri peroneal. Tandur memerlukan vena asli agar tetap paten. Vena asli adalah vena autolog, biasanya vena safena magna atau parva atau kombinasi keduanya untuk memperoleh panjang yang diperlukan. Kepatenan tandur ditentukan oleh berbagai hal mencakup ukuran tandur, lokasi tandur, dan terjadinya hiperplasi lapisan intima pada tempat anastomosis. Berbagai teknik sinar X terbukti sebagai terapi yang dianjurkan pada prosedur pembedahan.
Angioplasti laser adalah teknik dimana gelombang cahaya yang kuat disalurkan malalui kateter serat optic.
Gelombang laser akan memanaskan ujung kateter perkutan dan menguapkan plak aterosklerosis. Alat artektomi rotasional dapat mengangkat lesi dengan mengabrasi plak yang telah menyumbat arteri secara total. Kelebihan laser, angioplasty dan artektomi adalah waktu untuk dirawat di rumah sakit menjadi singkat
Pencegahan Aterosklerosis
Untuk mencegah aterosklerosis serta komplikasinya (seperti penyakit jantung dan stroke), anda harus menganut pola hidup sehat, diantaranya:
Untuk mencegah aterosklerosis serta komplikasinya (seperti penyakit jantung dan stroke), anda harus menganut pola hidup sehat, diantaranya:
- Makan makan sehat seimbang. Hindari makanan berlemak, banyak makan sayuran dan buah.
- Olahraga secara teratur, 30 menit sehari.
- Usahakan dan jaga berat badan normal.
- Periksa profil lipida darah secara berkala.
- Tidak minum alkohol.
- Tidak merokok.
- Jika anda mengidap diabetes, penyakit jantung atau stroke, rawat penyakit anda dengan baik.